Dear 2020
Well, di hari kedua pada Bulan Desember tahun 2021 ini, rasanya lucu deh baru mengucapkan selamat tinggal buat 2020, but hell yeahhh why not? Terutama saat kamu menemukan draft tulisan yang tenggelam di laptop wkwkwkwk... Sebenarnya sih meng-edo tensei (istilah untuk menghidupkan kembali orang yang sudah mati dalam serial anime Naruto Shippuden kesayangan kita bersama - red) blog ini adalah proker liburan yang nggak terlaksana, jadi semoga post ini bisa memantik semangatku buat rajin ngepost yaa... Yak, sekian mukadimahnya, enjoy..
Dari 2020,
Setelah tiga bulan aku menetap di sini, ini pertama kalinya dia pergi tanpa
kembali dalam waktu yang sangat lama. Aku tidak begitu paham, bahkan sebenarnya
tidak peduli, pada eksistensi maupun mekanisme berjalannya waktu. Tapi yaaa apa
boleh buat, aku sendiri merupakan salah satu penanda bahwa waktu memang
berjalan. Waktu yang terasa cepat saat sedang menikmati dan menghayati suatu
momen, namun terasa lambat saat sedang menunggu. Waktu yang terasa relatif,
padahal bukankah satu hari sampai kapanpun akan tetap terdiri dari 24 jam? Yah
intinya dia menganggap waktu merupakan hal yang penting, tidak terkecuali
setiap momentum pergantiannya, seperti detik, menit jam, hari, bulan, dan
tahun. Hal tersebut jugalah yang menjadikan eksistensiku di kamar ini dianggap
penting.
Ah ya, kalian pasti bertanya-tanya siapa ‘dia’ yang kumaksud. Ya siapa
lagi, dia adalah pemilik kamar ini, perempuan berambut sebahu yang entah kenapa
senang meninggalkan kamarnya dengan baju dan rok berwarna biru muda pada hari
kerja. Aku tidak yakin dia telah bekerja, namun istilah hari kerja kupilih
untuk mewakili Senin hingga Jumat karena terasa jauh lebih praktis. Saat akhir
pekan, dia lebih tak terduga lagi. Seringkali dia pergi pada pagi hari,
kemudian kembali pada tengah hari untuk menyetrika segunung pakaian atau
menghempaskan diri ke kasur dan mulai bermimpi. Terkadang dia pergi seharian, atau
diam di kamar seharian. Seperti apa jadwal tepatnya aku tak pernah tau, karena
aku tak pernah diberi tau. Dia hanya melihatku sesekali, sekilas sebelum keluar
kamar pada hari kerja sekadar untuk memastikan dia tidak salah kostum dengan
memakai setelan birunya. Sekadar info, Rabu adalah hari pengecualian dimana setelan
biru itu seharusnya tidak dia gunakan. Selain itu, dia juga sering memastikan
apakah tanggal hari ini dilingkarinya merah, menunjukkan hari spesial yang
berarti meninggalkan kamar lebih lama atau mengirimkan ucapan panjang kepada
seseorang. Kurang lebih itu saja, sisanya aku hanya mengamatinya datang, pergi,
atau menikmati waktunya di kamar ini.
Beberapa waktu terakhir, dia tak kunjung kembali. Terakhir kuingat, seperti
biasanya dia memberikan dua lingkaran merah pada awal bulan ketiga. Pada
tanggal pertama yang dilingkari, dia pergi dengan koper dan menggendong tas
gemuk sarat muatan. Pada tanggal yang dilingkari selanjutnya, dia kembali untuk
kemudian pergi lagi keesokan harinya. Itulah terakhir aku melihatnya, seberapa
lama dia pergi aku pun tak tau. Meskipun aku merupakan salah satu penanda bahwa
waktu memang berjalan, tidak dapat dimungkiri bahwa hal tersebut tidak dapat
kulakukan tanpa dia. Hanya dialah yang dapat secara berkesadaran merayakan
salah satu momentum pergantian waktu dengan penyesuaian pada lembar-lembar yang
kupunya. Jika tidak, aku tak ubahnya seonggok kumpulan kertas di atas nakas.
Jadi jika boleh jujur, aku merindukannya. Aku ingin dia tau untuk kemudian
bertanya, “Apa kabar? Kapan kau kembali?”
Buat 2020,
2020. Permulaan dari segala carut-marut per-corona-an duniawi. Padahal awal
tahun masih ongkang-ongkang santai, terbawa optimisme masyarakat Indo yang 100%
yakin corona nggak bakalan masuk ke Indonesia. Lalu memasuki bulan Maret,
taraaaaa kejutannn wkwkwk. Enak-enak PKL di Yogya 2 minggu, kelarnya disuruh
bebas balik ke rumah masing-masing, padahal udah pada beli batik couple
baru yang siap dipakai di hari Rabu hehe. Tau-tau kuliahnya online. Pas pulang
mikirnya “ahhh paling dua minggu doang”, nyatanya sampai saat ini terhitung
hampir setahun aku nangkring di depan laptop saban hari buat ikut sesi. Sesinya
nggak tiap hari juga sih, kan tingkat akhir kuliahnya Senin Kamis doang hehe.. Tapi
kan (ceritanya) tidak boleh lupa kewajiban menggarap skripsay wkwkkw. Perasaan
dominan di 2020 ini adalah tempo hidupku kayaknya melambat deh. Lambat yang
lambaaaaatt banget. Tapi aku yakin nggak aku doang sih. Tempo dunia ini
melambat, mungkin?
Well, terlepas dari semua fenomena dan efek per-corona-an duniawi 2020 was
so lit! Apa ya, bisa dibilang 2020 tu aku banyak melakukan hal-hal yang nggak
biasanya kulakukan gitu. (Tiba-tiba flashback tugas datmin dong, hih gemes
wkwk) Terus mulai nyoba hal baru gitu yang di luar zona nyamanku. Dannn banyak
hal tak terduga deh pokoknyaa, baik itu keberhasilan maupun kegagalan. Teruntuk
2020, makasih udah menemani untuk menjadi berani, menemani bangkit dari
kegagalan-kegagalan, memberi selamat atas keberhasilan-keberhasilan, meyakinkan
untuk sedikit lebih gigih dan persisten, mengingatkan bahwa memperlambat tempo
hidup juga oke kok, dan masih banyak lagi. Pokoknya, untuk apapun yang terjadi
di 2020 aku bersyukur banget sih. Tidak lupa tetep berdoa semoga keadaan cepat
membaik dalam bidang apapun itu hehehe 😊